13 Januari 2011

Jauhi Syirik, Perkuat Iman (Kajian)

Kajian kamis pagi, tafsir Al Quran oleh Ust.Yunahar Ilyas di gedung PP Muhammadiyah Jl.Cik Ditiro 23 Yogyakarta. Pagi ini sampai pada tafsir QS.An Nisa (48) : 
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
Pembahasan kali ini adalah seputar SYIRIK yaitu mempersekutukan Alloh dengan sesuatu. Dosa syirik adalah dosa yang tidak diampuni Alloh bagi orang yang tidak bertaubat. Ayat lain yang berhubungan adalah :
QS. Lukman : 13
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
QS. Al Maidah : 72
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”

Orang yang baru belajar, apapun itu, biasanya dimulai dari belajar hal yang paling mudah, misalnya bagi orang yang baru mengenal Islam biasanya diajarkan tentang sunnah makan dengan tangan kanan, masuk masjid kaki kanan dahulu, masuk ke kamar kecil kaki kiri dahulu, mengucapkan salam, lalu sholat, puasa, haji, dan amalan lainnya. Padahal seharusnya bagi seorang da’I
(orang yang menyampaikan/mendakwahkan kebenaran), ia harus menyampaikan dari hal yang paling pokok yaitu mengajarkan agar “tidak syirik”, karena semua amal baik akan hilang apabila seseorang melakukan syirik. Sehingga dalam belajar Islam, mulailah dari sesuatu yang paling pokok, sesuatu yang besar, yaitu “tidak syirik”.
Contoh untuk pembahasan ini adalah seseorang yang jarang sholat, tidak berpuasa meskipun itu adalah dosa besar, namun ia tidak syirik, lalu ia meninggal, masih bisa dosanya diampuni oleh Alloh. Sedangkan seseorang yang menjalankan sholat, puasa, haji, namun ia masih menyekutukan Alloh dengan sesuatu, berarti ia melakukan kesyirikan, dan jika ia meninggal, sedangkan ia belum bertaubat dari kesyirikan itu, maka dosa syiriknya itu tidak diampuni, dan menjadi tidak berarti apa-apa semua amal baiknya selama hidup, “dan Alloh mengharamkan kepadanya syurga, dan tempatnya ialah di neraka” QS. Al Maidah : 72. Naudzubillahimindzalik.

Syirik ada 2 macam, yaitu :
1. Syirik yang lebih besar (As Syirku Akbar) atau biasa disebut syirik besar, yaitu menjadikan bagi Alloh sekutu-sekutu, dan menjadikan penyembahan terhadap sekutu-sekutu itu sebagai ibadah seperti menyembah Alloh. Apabila dalam tauhid dikenal tauhid Rubbubiyah, Mulkiyyah, dan Uluhiyyah, maka dalam syirik pun dapat berbentuk seperti itu. Misal dalam tauhid Rubbubiyyah, meyakini bahwa Alloh sebagai Rabb yang memberikan rezeki, maka dalam kesyirikan hal itu dilakukan dengan meyakini sesuatu dapat memberikan rezeki, misal meyakini nyi roro kidul,
Syirik besar dibagi 2, yaitu :
a. Syirik yang tampak nyata atau jelas (Zahirun), misalnya jelas-jelas melakukan penyembahan terhadap berhala.
b. Syirik yang tidak tampak atau tersembunyi. Misalnya tidak melakukan penyembahan terhadap berhala, namun berdoa kepada Alloh melalui orang yang sudah meninggal dunia, seperti berdoa melalui walisongo yang telah meninggal, hal ini bisa disebut tawasul kepada orang mati. Apabila meminta didoakan oleh ulama atau orang yang kita anggap dekat dengan Alloh, maka itu boleh, itu bukan tawasul.
Dan tawasul yang benar adalah :
- At Tawwasul bi Asmaul Husna, yaitu tawasul dengan menyebut nama-nama Alloh Yang Mulia. Misal ketika memohon ampun, dengan Ya Ghofar, Ya Ghofur, ketika menghadapi musuh dengan Ya Kahar, Ya Jabar (bisa bertawasul dengan Asmaul Husna disesuaikan dengan kondisi atau hal apa yang diminta)
- Tawasul dengan amalan yang telah dilakukan yang bernilai tinggi, misalnya berdoa, Ya Alloh jika engkau anggap amalan hamba ini…..(disebutkan amalannya) bernilai tinggi, maka kabulkanlah permohonan hamba….(disebutkan permohonannya). Tawasul dengan cara ini diabadikan dalam sebuah kisah tentang tiga orang yang terjebak di gua, lalu bertawasul dengan amalan mereka untuk memohon dibebaskan dari gua, salah satunya bertawasul dengan amalan bahwa suatu waktu dia pernah hampir berzina, lalu mengingat Alloh sehingga terselamatkan dari zina itu, cerita lengkapnya bisa dibaca klik disini.
Macam-macam Syirik yang tidak tampak atau tersembunyi, yaitu : *catatan penulisan jenis syirik dalam bahasa arabnya mungkin belum tepat*
- Syirkul Istiqlal, yaitu meyakini Alloh, tapi meyakini juga ada tuhan agama lain yang berdiri sendiri-sendiri.
- Syirku Bagh, yaitu mempercayai Alloh, namun yakin bahwa Alloh memiliki 3 unsur.
- Syirku Takrib, yaitu mempercayai Alloh tapi dengan percaya juga pada berhala sebagai sarana mendekatkan diri kepada Alloh, mempercayai perantara, mereka menyatakan tidak menyembah arwah itu, hanya menjadikan perantara saja, namun hal itu sebenarnya merupakan syirik.
- Syirku Taklid, yaitu mempercayai sesuatu karena ikut-ikutan, syirik karena ikut-ikutan, maka dosanya tetap ditanggung sendiri-sendiri.
- Syirik Asbab, yaitu mempercayai bahwa semua yang terjadi di dunia ini hanya karena hokum sebab akibat saja, tanpa menghubungkan dengan Alloh, penguasa alam semesta. Biasanya hal ini dilakukan oleh filsuf-filsuf, yang hanya menganggap hal yang terjadi hanyalah gejala/fenomena alam saja. Misal terjadinya gunung meletus dianggap memang sudah waktunya gunung itu meletus, karena fenomena saja, gempa terjadi yak arena memang lempeng bumi mengalami pergeseran, menganggap itu terjadi begitu saja, tanpa mengaitkan bahwa hal tersebut terjadi atas kuasa Alloh, karena ada yang memerintahkannya untuk meletus dan bergeser.

2. Syirik yang lebih kecil (As Syirkun Asghar) atau biasa disebut syirik kecil. Secara formal, syirik kecil adalah dosa besar, karena meskipun kecil namun dapat menyebabkan dosa besar.
Macam-macam syirik kecil :
a. Bersumpah dengan selain nama Alloh.
Lain cerita ketika zaman dahulu, Nabi dan para sahabat menyebutkan “Demi Bapak dan Ibuku” hal itu merupakan gaya bahasa Arab saja, bukan dalam arti sungguh-sungguh bersumpah.
b. Memakai azimat
c. Menggunakan mantra-mantra, untuk pengobatan, kekayaan, atau hal lain.
Mantra adalah ucapan yang tidak jelas atau tidak diketahui artinya, yang diyakini memiliki kekuatan magis. Berbeda dengan doa, merupakan kata-kata yang jelas arti dan maknanya.
d. Sihir, menggunakan bantuan kekuatan jin untuk melakukan sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh manusia biasa. Cerita pada zaman dahulu ada seseorang yang dikirimkan oleh Alloh untuk berdakwah kepada suatu kaum yang menguasai sihir, maka dengan izin Alloh, orang itu dikaruniai pula dengan kekuatan sihir untuk melindungi diri dan melawan kaum tersebut.
e. Ramalan, perbintangan, dan astrologi.
Hadits : “Barangsiapa mempelajari cabang perbintangan, berarti ia telah mempelajari sihir”
Hadits : “Barangsiapa mendatangi peramal, bertanya sesuatu, dan membenarkan apa yang diramalkan, maka tidak diterima sholatnya 40 waktu.
f. Sesajen, yaitu berkorban sesuatu bukan karena Alloh, walaupun hanya sajen seekor nyamuk, dapat menggelincirkan seseorang masuk neraka. Hal ini biasa terjadi pada masyarakat yang masih terpengaruh budaya animism, sehingga terjadi sinkretisme yaitu campur aduk antara tauhid dan syirik. Misal memberi sesajen berupa sayuran, makanan, tumpeng, dan lain sebagainya diberikan kepada penguasa laut sebagai sesajen agar laut menjadi tenang dan mendatangkan rezeki melimpah. Atau memberikan sesajen kepada gunung agar tidak meletus.
g. Riya’, yaitu melakukan sesuatu bukan karena Alloh, sanksinya adalah kesia-siaan/hilang pahala. Na’udzubillahimindzalik.

Catatan tambahan :
- Bernadzar, makruh hukumnya bernadzar dengan sesuatu yang menyulitkan diri sendiri, apabila sudah kejadian bernadzar dengan sesuatu yang menyulitkan, tetap dikenai kewajiban membayarnya. Misal nadzar jika lulus kuliah akan berjalan kaki dari Jogja-Purwokerto,hal itu memberatkan, namun harus dibayar, caranya dapat dicicil jalan sambung-sambung. Lalu bernadzar haram hukumnya dengan sesuatu yang maksiat, dan wajib membayar nadzar tersebut dengan mengganti dengan yang bukan maksiat.
- Tentang kalung kesehatan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, maka jika dapat dibuktikan bahwa kalung itu berfungsi secara ilmiah, dapat dijelaskan dengan hal-hal yang dibolehkan syariat, maka itu dibolehkan. Tidak boleh digunakan apabila kalung itu dapat menyembuhkan karena memiliki kekuatan magis yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Hal ini berkaitan dengan sunnatullah, yaitu sunnatullah pengobatan ada 2, yang pertama cara biasa/ hukum alam (al ‘ada), misalnya pengobatan bisa dengan macam-macam asal bisa dijelaskan dengan ilmiah/akademik, yang kedua cara luar biasa yaitu dengan ikhtiar berdasarkan nash/hadits nabi, bukan dengan ijtihad atau magis.
- Menolong orang yang terjerumus syirik, dianalogikan menolong teman yang terpeleset ke jurang, ia masih berpegangan pada sebuah batang pohon. Untuk menolongnya tidak bisa dengan pelan-pelan, harus dengan tenaga yang kuat, dan pasti tangan teman yang kita tarik akan sakit, bisa jadi dua-duanya tangan kita dan teman kita sama-sama sakit.
- Orang yang kuat imannya dan banyak berdzikir, tidak mempan/sulit dihipnotis atau disihir.
Semoga kita senantiasa dapat menjaga iman, memperbaikinya, mempertahankan, dan meningkatkan keimanan, agar terhindar dari dosa syirik, dan memperbanyak istighfar agar Alloh mengampuni dosa kita. Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar