16 Januari 2011

Cara Cerdas Hafal Al'Quran

Buku ini bagus sekali, dan sangat menyemangati untuk semakin semangat dalam menghafal Al Qur'an "secara benar". Penulisnya adalah Dr. Raghib As-Sirjani dan Dr. Abdurrahman Abdul Khaliq. Sebenarnya buku ini sudah saya beli sejak tahun 2008 ketika itu sedang tertarik sekali dengan menghafal Al Qur'an dan dalam kondisi kesulitan dalam hafalan, lalu ke toko buku dan mendapatkan buku ini. Namun saat itu tidak saya baca keseluruhan, tidak selesai, dan rasanya hanya semangat untuk menghafal namun tidak diiringi dengan tekad kuat. Akhirnya buku ini terbengkalai di rak buku dan hafalan saya pun tidak ada kemajuan. Nah, saat ini, sejak Ramadhan 1431 lalu alhamdulillah saya sedang semangat sekali dengan all about Al Qur'an, awalnya saya jatuh cinta pada Al Quran The Miracle 15 in 1 yang saya temui di Masjid Nurul Asri Deresan,
rasanya seperti menemukan kehidupan, karena isinya lengkap sekali, dan hingga saat ini, saya sangat tertarik belajar Al Qur'an, dan ketika search di internet alhamdulillah menemukan ilmu-ilmu yang menarik seputar Al Quran, tepatnya di web www.quranpoin.com, teman2 bisa langsung meng-klik untuk mengunjunginya. Nah di web itu isinya buku-buku tentang Al Quran salah satunya buku Cara Cerdas Membaca Al Qur'an ini yang ternyata sudah saya miliki. Baru kemudian dengan kesadaran penuh saya baca buku ini, dan mengena sekali. Ternyata membaca tidak hanya butuh waktu, namun butuh juga kehadiran hati di saat yang tepat. Alhamdulillah saya
selesai membacanya dan mendapatkan banyak manfaat, banyak ilmu, dan semangat baru yang menggebu, untuk menghafal Al Quran "secara benar".
       Nah, dalam tulisan kali ini saya akan menuliskan
beberapa tips yang ada dalam buku ini, serta berbagi pengalaman yang saya dapatkan selama membaca buku ini. Isi buku ini ada dua bagian :
1.Bagian pertama (Bagaimana menghayati Al Qur'an Al Karim)yang di dalamnya ada beberapa bab yaitu wajib mempelajari bahasa Arab, mengkaji sirah Rasulullah, berusaha memahami tafsir Al Qur'an, totalitas dalam belajar dan mengamalkan Al Qur'an.
2.Bagian kedua (Teknik dan aplikasi praktis menghafal Al Qur'an)yang didalamnya ada beberapa bab yaitu menghafal Al Qur'an adalah mukjizat, kaidah pokok dalam menghafal Al Qur'an, dan kaidah pendukung dalam menghafal Al'Quran.
       Membaca daftar isinya saja sudah menarik, dan ibarat melihat pantai yang indah, di dalamnya ada laut yang terhampar keindahan dalam laut yang hanya dapat kita lihat ketika kita mau menyelam ke dalamnya, yah seperti itulah sebuah buku yang bagus, dan tentunya the best of the best adalah Al Qur'an Al Karim. Kita dapat menikmati keindahannya ketika kita mau menyelaminya dengan jiwa yang telah dipersiapkan.

Kaidah pokok dalam menghafal Al Qur'an yang tersaji di bagian kedua buku ini ada 10 yaitu :
1.Ikhlas
2.Tekad yang kuat
3.Pahamilah besarnya nilai amalan anda
4.Amalkan apa yang anda hafalkan
5.Membentengi diri dari jerat-jerat dosa
6.Berdoalah!
7.Pahamilah makna ayat dengan benar
8.Menguasai ilmu tajwid
9.Sering mengulang-ulang bacaan
10.Melakukan sholat secara khusyuk dengan ayat-ayat (surat) yang telah dihafal.

Kaidah Pendukung dalam menghafal Al Qur'an, yang disebutkan oleh penulis ini sifatnya kondisional dapat berbeda-beda setiap orang, dalam buku ini disebutkan yaitu :
1.Membuat perencanaan yang jelas
2.Bergabunglah dalam sebuah kelompok
3.Bawalah AlQur'an Kecil
4.Dengarkanlah bacaan imam sholat baik-baik
5.Mulailah dari juz-zuz Al Qur'an yang mudah dihafal
6.Gunakanlah satu jenis mushaf Al Qur'an dalam menghafal
7.Jangan berpindah hafalan sebelum benar-benar hafal
8.Membagi-bagi surat yang panjang
9.Memperhatikan ayat-ayat mutasyabihat
10.Perlombaan menghafal Al Qur'an Al Karim.

       Nah, dari kesemua kaidah yang saya tuliskan di atas tidak akan menjadi apa-apa jika hanya dibaca dan menganggukkan kepala saja saat membacanya, namun harus langsung diplikasikan, take action! Nasihat sang penulis, lakukan sekarang juga, jangan ada kata nanti atau besok! Lakukan mulai dari sekarang!
       Subhanallah, sebenarnya banyak sekali yang terkandung dalam buku ini yang bisa kita jadikan semangat yang luar biasa untuk menghafal Al Qur'an "secara benar", namun tidak mungkin saya menulisnya semua, teman-teman bisa membelinya atau meminjam, dan bagi teman-teman yang ada di jogja/banjarnegara bisa meminjam buku dari saya.
       Menghafal Al Qur'an "secara benar", yang sedari awal tulisan sudah saya sebutkan berulang, maksudnya adalah tidak sekedar menghafal, namun menjadikan hafalan sebagai sebuah proyek yang sangat dahsyat, bisa jadi proyek seumur hidup kita yang kan jadi bekal kita di akhirat kelak. Subhanalloh, banyak sekali keistimewaan menghafal sebuah kitab paling istimewa di muka bumi ini, Al Qur'an yang merupakan firman Alloh yang diberikan langsung pada umat manusia, dan bayangkan ketika membacanya, menghafalnya, kita melakukan itu diperhatikan oleh Alloh, kita baca dengan khusyuk dengan tartil, subhanalloh, nikmat yang luar biasa.
       Menghafal Al Qur'an "secara benar", maksudnya seperti yang tertulis dalam buku ini, yaitu dimulai dengan memenuhi kaidah pokok yang sepuluh itu, dimulai dari ikhlas, niat ikhlas menghafal semata-mata hanya mengharap ridho Alloh, cukuplah Alloh sebagai penolong kita, cukuplah Alloh sebagai tempat bergantung kita, cukuplah Alloh yang menjadi tujuan kita menghafal Al Quran. Karena tanpa niat ikhlas karena Alloh, maka hafalan kita akan sia-sia, tidak akan berarti apa-apa di akhirat kelak, na'udzubillahimidzalik. Semoga kita bisa kembali meluruskan niat agar benar-benar murni dalam menghafal Al Qur'an ikhlas Lillahi ta'ala.
       Berikut disampaikan pula dalam buku ini, ada sebuah hadits dari Abu Hurairah yang menerangkan bahaya dan kerugian orang yang melakukan amal kebaikan hanya demi ridha manusia dan bukan dalam rangka mencari ridha Alloh. Rasulullah SAW bersabda:
       "Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat nanti adalah orang yang (mengaku) mati syahid. Ia pun didatangkan (di hadapan Alloh) dan Alloh menyebutkan berbagai nikmat dan anugerahNya kepada orang ini, dan ia pun mengakuinya.
       Alloh bertanya, 'Apa yang kamu lakukan dengan berbagai nikmat ini?' Orang ini menjawab, 'Saya berperang karenaMu hingga syahid.' Allah berkata, 'Tidak, kamu dusta. Kamu berperang supaya kamu dikatakan pemberani, dan itu sudah dikatakan.' Lalu ia pun diseret dengan wajah di tanah hingga ia dilemparkan ke dalam neraka.
       Lalu (setelah orang yang mati syahid) orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca (menghafal) Al Qur'an. Ia pun didatangkan (di hadapan Allah) dan Allah menyebutkan berbagai nikmat dan anugerahNya kepada orang ini, dan ia pun mengakuinya.
       Allah bertanya, 'Apa yang kamu lakukan dengan berbagai nikmat ini?' Orang ini menjawab, 'Saya mempelajari ilmu dan saya mengajarkannya, dan saya juga menghafal Al Qur'an karenaMu.' Allah berkata, 'Tidak, kamu dusta. Kamu mempelajari ilmu supaya kamu dikatakan alim, dan kamu menghafal Al Qur'an supaya kamu dikatakan Qari' (seorang penghafal), dan itu sudah dikatakan.' Lalu ia pun diseret dengan wajah di tanah hingga ia dilemparkan ke dalam api neraka.
       Kemudian orang yang dikarunia Allah keluasan rezeki dan dianugerahi berbagai jenis harta kekayaan. Ia pun didatangkan (di hadapan Allah) dan Allah menyebutkan berbagai nikmat dan anugerahNya kepada orang ini, dan ia pun mengakuinya.
       Allah bertanya, 'Apa yang kamu lakukan dengan berbagai nikmat ini?' Orang ini menjawab, tiada kesempatan yang berinfak padanya Engkau sukai melainkan saya selalu berinfak di jalan tersebut karenaMu.' Allah berkata, 'Tidak, kamu berdusta, kamu melakukan semua itu supaya dikatakan seorang yang dermawan, dan itu sudah dikatakan.' Lalu ia pun diseret dengan wajah di tanah hingga ia dilemparkan ke dalam api neraka'." (HR Muslim, An Nasa'i, dan Ahmad)
       Dituliskan dalam buku ini, sebenarnya sangat mungkin -bila Alloh berkehendak- jika yang pertama sekali dilahap neraka Jahannam adalah seorang pembunuh, pezina, atau peminum khamar. Akan tetapi, Allah ingin menjelaskan betapa penting dan mendasarnya persoalan ikhlas ini dan betapa berbahayanya mencari ridha manusia di atas ridha Allah. Maka, Allah jadikan sekelompok orang yang tidak ikhlas sebagai golongan yang pertama kali disidang pada hari kiamat kelak. Mereka adalah manusia yang tidak peduli dengan pahala dan keridhoan Allah dari amal perbuatannya. Karena, obsesi dan tujuan mereka hanya keuntungan duniawi saja.
       Subhanalloh nasihat tentang ikhlas dari sebuah hadits dalam buku ini, mengingatkan kita untuk senantiasa memperhatikan niat dalam hati, agar tertuju lurus hanya kepada Alloh, tanpa ingin diperhatikan oleh selainNya. Ibarat menanam bunga mawar di pot, kita rawat mawarnya, namun terkadang tiba-tiba ada rumput liar yang tumbuh mengganggu tanaman mawar, maka harus rajin kita cabuti, kita bersihkan agar tidak mengganggu tanaman utamanya yaitu bunga mawar. Dan dalam menghafal Al Qur'an pun semoga kita dapat senantiasa meluruskan niat karena Alloh semata, karena dengan niat yang ikhlas, semoga Allah semakin memudahkan dalan mengafal Al Qur'an, mempertahankan hafalan dan terus menambah hafalan kita. Semoga Allah menjadikan Al Qur'an sebagai hujjah bagi kita dan bukan hujjah atas kita, dan semoga Al Quran menjadi pemberi syafaat bagi kita kelak pada hari kiamat serta menuntun kita menuju surgaNya. Amin.
       Lebih lengkap dan lebih mantapnya, teman-teman bisa membaca sendiri bukunya, karena yang saya tuliskan ini baru sedikit bagian saja, dan menyelam sendiri akan lebih menyenangkan tentunya, dibanding hanya mendengarkan cerita orang yang pernah menyelam :) Okay, semoga bermanfaat dan selamat menghafal Al Qur'an :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar