27 Desember 2013

Jangan minum obat bersama susu

Susu dianggap oleh masyarakat sebagai agen penetral. Mitos yang berkembang adalah jangan minum obat bersama susu karena dapat menetralkan obat tersebut. Anggapan di atas tidak hanya dipercayai masyarakat berpendidikan rendah tetapi termasuk golongan berpendidikan tinggi. Tidak jarang anggapan ini ikut disebarluaskan oleh tenaga kesehatan, termasuk dokter ketika memberikan penjelasan aturan minum obat kepada pasien.

Mitos bahwa susu dapat menetralkan obat mungkin berkembang ketika obat Tetrasiklin dipergunakan luas sebagai antibiotik andalan di era 1950-1980. Memang betul, tetrasiklin tidak boleh diminum berbarengan dengan susu. Namun disayangkan masyarakat mengambil kesimpulan sederhana bahwa semua obat dapat berkurang khasiatnya jika diminum dengan susu.

Pada prinsipnya, obat bukanlah dinetralkan tetapi diganggu penyerapannya di lambung maupun di usus. Tetrasiklin, doksisiklin, siprofloksasin, ofloksasin berkurang absorbsinya jika diminum berbarengan dengan susu. Obat-obatan tersebut dapat membentuk gumpalan jika bereaksi dengan sesuatu mengandung kation seperti besi (Fe++), Kalsium (Ca++), Aluminium (Al+++), Magnesium (Mg++) sementara susu banyak mengandung Kalsium (Ca++). Gumpalan ini mengganggu penyerapan obat sehingga menurunkan kadar obat di dalam tubuh. Jus jeruk juga banyak mengandung kalsium, sehingga tidak dianjurkan diminum berbarengan dengan obat di atas. Namun, obat-obatan mudah larut dalam lemak seperti Griseofulvin (obat anti jamur), vitamin A,D,E.K, dan sebagian besar obat malahan sangat dianjurkan diminum berbarengan dengan susu karena sifatnya mengandung banyak lemak.

Sebenarnya yang perlu diperhatikan sebagai aturan minum obat adalah apakah obat boleh diminum berbarengan dengan makanan (termasuk susu) atau tidak. Minum obat bersama makan berarti obat harus diminum dalam jangka waktu satu jam sebelum makan sampai dua jam setelah makan atau dengan kata lain perut harus dalama keadaan isi. Amoksisilin, Metronidazol, obat-obat penghilang rasa sakit seperti Diklofenak, Asam Mefenamat, Ibuprofen. Minum obat sebelum makan berarti obat diminum lebih dari satu jam sebelum makan atau dalam keadaan perut kosong. Contohnya adalah obatan-obatan anti maag seperti Antasida, Ranitidin,dan Omeprazol. Minum setelah makan berarti obat diminum lebih dari dua jam setelah makan atau dengan kata lain perut harus harus dalam keadaan kosong. Contohnya adalah Ampisilin, Siprofloksasin, Bactrim.

Namun, kebanyakan obat tidak dipengaruhi oleh makan. Agar tidak bingung, baca label resep pada wadah. Jika tidak memahami sesuatu, tanyakan kepada dokter atau apoteker. Baca semua petunjuk, peringatan dan pencegahan interaksi yang tercetak pada label obat-obatan dan paket. Bahkan obat-obatan yang dijual bebas dapat menyebabkan masalah.

Kesimpulan:

Susu tidak membuat semua  obat menjadi netral dan tidak menjadikan semua obat tidak berkhasiat. Ini artinya tidak masalah jika anak lebih suka minum obat bersama susu.

Susu hanya mengganggu penyerapan obat seperti Tetrasiklin, Doksisiklin, Siprofloksasin, Ofloksasin dan turunannya. Selain itu tidak!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar