Susu dianggap oleh masyarakat sebagai agen
penetral. Mitos yang berkembang adalah jangan minum obat bersama susu karena
dapat menetralkan obat tersebut. Anggapan di atas tidak hanya dipercayai
masyarakat berpendidikan rendah tetapi termasuk golongan berpendidikan tinggi.
Tidak jarang anggapan ini ikut disebarluaskan oleh tenaga kesehatan, termasuk
dokter ketika memberikan penjelasan aturan minum obat kepada pasien.
Mitos
bahwa susu dapat menetralkan obat mungkin berkembang ketika obat Tetrasiklin
dipergunakan luas sebagai antibiotik andalan di era 1950-1980. Memang betul,
tetrasiklin tidak boleh diminum berbarengan dengan susu. Namun disayangkan
masyarakat mengambil kesimpulan sederhana bahwa semua obat dapat berkurang
khasiatnya jika diminum dengan susu.
Pada
prinsipnya, obat bukanlah dinetralkan tetapi diganggu penyerapannya di lambung
maupun di usus. Tetrasiklin, doksisiklin, siprofloksasin, ofloksasin berkurang
absorbsinya jika diminum berbarengan dengan susu. Obat-obatan tersebut dapat
membentuk gumpalan jika bereaksi dengan sesuatu mengandung kation seperti besi
(Fe++), Kalsium (Ca++), Aluminium (Al+++), Magnesium (Mg++) sementara susu
banyak mengandung Kalsium (Ca++). Gumpalan ini mengganggu penyerapan obat
sehingga menurunkan kadar obat di dalam tubuh. Jus jeruk juga banyak mengandung
kalsium, sehingga tidak dianjurkan diminum berbarengan dengan obat di atas.
Namun, obat-obatan mudah larut dalam lemak seperti Griseofulvin (obat anti
jamur), vitamin A,D,E.K, dan sebagian besar obat malahan sangat dianjurkan
diminum berbarengan dengan susu karena sifatnya mengandung banyak lemak.
Sebenarnya
yang perlu diperhatikan sebagai aturan minum obat adalah apakah obat boleh
diminum berbarengan dengan makanan (termasuk susu) atau tidak. Minum obat
bersama makan berarti obat harus diminum dalam jangka waktu satu jam sebelum
makan sampai dua jam setelah makan atau dengan kata lain perut harus dalama
keadaan isi. Amoksisilin, Metronidazol, obat-obat penghilang rasa sakit seperti
Diklofenak, Asam Mefenamat, Ibuprofen. Minum obat sebelum makan berarti obat
diminum lebih dari satu jam sebelum makan atau dalam keadaan perut kosong.
Contohnya adalah obatan-obatan anti maag seperti Antasida, Ranitidin,dan
Omeprazol. Minum setelah makan berarti obat diminum lebih dari dua jam setelah
makan atau dengan kata lain perut harus harus dalam keadaan kosong. Contohnya
adalah Ampisilin, Siprofloksasin, Bactrim.
Namun,
kebanyakan obat tidak dipengaruhi oleh makan. Agar tidak bingung, baca label
resep pada wadah. Jika tidak memahami sesuatu, tanyakan kepada dokter atau
apoteker. Baca semua petunjuk, peringatan dan pencegahan interaksi yang
tercetak pada label obat-obatan dan paket. Bahkan obat-obatan yang dijual bebas
dapat menyebabkan masalah.
Kesimpulan:
Susu
tidak membuat semua obat menjadi netral dan tidak menjadikan semua obat
tidak berkhasiat. Ini artinya tidak masalah jika anak lebih suka minum obat
bersama susu.
Susu
hanya mengganggu penyerapan obat seperti Tetrasiklin, Doksisiklin,
Siprofloksasin, Ofloksasin dan turunannya. Selain itu tidak!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar