Allah menggambarkan keikhlasan sejati bagaikan susu; terancam kotoran
dan darah, tapi terupayakan. Ia murni, bergizi, mengandung tenaga inti.
Ia mudah diasup, nyaman ditelan, lancar dicerna oleh peminum-peminumnya,
menjadi daya untuk bertaat dan bertakwa (Q.s. an-Nahl [16] ayat 66). Maka
menjadi penulis yang ikhlas sungguh payah dan tak mudah, ada goda
kotoran dan darah, ada rayuan kekayaan dan kemasyhuran, ada jebakan
riya’ dan sum’ah. (Salim A Fillah dalam Menulis dari Makna hingga Daya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar