07 Juni 2013

Kiat Merawat Baterai Laptop

Pagi ini setelah dapat hibah laptop baru, saya penasaran dengan gimana cara merawat baterai laptop supaya awet, karena laptop saya yang lama baterainya udah drop dan agak merepotkan ketika butuh menyalakan laptop di tempat yang gak ada colokan listriknya. Dulu pas masih baru dapat saran dari temen supaya melepas baterai laptop ketika digunakan, jadi langsung nyambung listrik gitu, cara ini saya pake cukup lama, dan alhasil malah baterainya ngedrop pas dipakai tanpa dicolok, wah menyesal sekali saya setelah tahu kalo cara ini salah. 
Untuk laptop baru ini, saya search gimana caranya supaya awet. Nah, dari beberapa web yang saya baca, ada cara yang sepertinya paling pas nih, dan ada penjelasannya. Berikut saya copas dari web geschool :

Beberapa fakta yang saya temuin ttg baterai laptop sebagai pemakai laptop.

Banyak orang menganggap kalau menancapkan charger terus2san saat memakai laptop dengan kondisi baterai terpsang adalah oke2 saja, karena laptop ada sirkuit proteksi yang otomatis memutuskan listrik saat baterai sudah penuh. Namun ternyata tidak sesimple itu, ini adalah alasannya.

I. a. Musuh utama dari baterai lithium adalah overcharge. Meskipun di laptop2 sekarang ada intelligent circuitnya yang stop charging setelah baterai penuh, itu tidak benar2 baterainya di disconnect, melainkan hanya soft-switch. Dan masih ada arus yang mengalir melalui baterai tersebut.

Mengapa hal ini terjadi? Hal ini dilakukan untuk menjaga agar saat pasokan listrik dari kabel AC putus, baterai dapat langsung menggantikan secara instant.

Coba saja anda buktikan dengan mencabut listrik AC pada saat Notebooknya hidup, switching ke baterai dilakukan dengan instant. Hal ini tidak dapat dilakukan jika baterai benar2 dalam kondisi off, karena diperlukan waktu untuk inisialisasi dan mengalirkan energinya yang walaupun hanya sekian detik, membuat laptop mati.

b. Dengan penggunaan model autoswitch, yakni sebenarnya setelah penuh dia ga akan langsung putus, namun msh ada waktu beberapa detik hingga menit sebelum sirkuitnya benar2 bekerja untuk memutuskan aliran charging. Nah pada saat inilah overcharge terjadi.

Beberapa merek laptop (dengan software power management) bisa diatur agar power threshold battery diatur agar otomatis switch ke line power eksternal , jadi bukannya setelah penuh baru switch, namun jika dibiarkan apa adanya saja, dan terjadi berulang - ulang (karena laptop agan suka dipakainya nyolok terus, dipastikan Baterai akan drop dengan cepat)


2. Musuh kedua lithium adalah life cycle. Baterai lithium mempunyai life cycle tertentu dimana tiap kali charge kapasitasnya akan semakin berkurang.
Saat sirkuit pemutus charge otomatis bekerja (memutuskan aliran listrik charge karena udah penuh, pada beberapa tipe laptop yang manajemen dayanya kurang bagus, jadi saat penuh sebenarnya ada pemakaian baterai walaupun cuman sedikit. Tapi walupun cuman sedikit dalam waktu cukup lama, kapasitas baterai akan berkurang sedikit yang dilanjutkan oleh auto charge oleh sirkuit. Namun karena ordenya yang singkat, charge ini tidak akan muncul di status laptop anda.
Nah apa pengaruh charge yang cuman sebentar ini? PEngaruhnya adalah life cycle. Karena lithium saat di charge dari kondisi 1% ke 100% itu dianggapnya sama saja dengan charge dari 99% ke 100%, yakni 1x life cycle. Saat life cyclenya semakin banyak, kapasitas baterai akan semakin berkurang. 

3. Saat baterai di charge dan di pakai secara bersamaan, panas yang dikeluarkan akan lebih besar karena ada 2 buah kondisi proses energi. Panas yang dihasilkan bisa hampir ga kerasa sampai kerasa banget tergantung tipe laptop, padahal kita tahu panas berlebih adalah salah satu musuh utama dari perangkat elektronik...


Memakai laptop dengan memasang baterai dan charger secara bersamaan dan terus menerus, dipastikan 1/2 tahun saja kapasitas baterai anda akan drop bisa cuman sisa tinggal 1/2 nya saja dari kapasitas awal. Dan ga sampai setahun baterai anda cuman bisa ksh listrik 5-10 menit sebelum laptop padam.


Memang baterai lithium. Walaupun ga dipakai, setiap tahun kapasitasnya akan drop dengan sendiri kurang lebih 25% dari kapasitas awal saat dia dibikin (normalnya memang kayak gini), namun ada cara2 agar baterai laptop awet dipakai hingga 2 bahkan 4 tahun, dengan catatan kapasitasnya pasti berkurang, namun masih layak dipakai.



Cara pemakaian baterai laptop yang benar dan bijak adalah :

1. Cara kompromi : Charge baterai hingga 95%an (ga perlu 100%), pakai hingga baterai mau habis 5-10% tergantung tipe laptop, ada laptop yang 15% uda sekarat (laptop yang besar dan haus daya) ada juga yang 5% msh santai (netbook). Baru colok lagi charger sambil dipakai. Inget kalau udah mau penuh (95%an) lepas charge ulangin lagi.

2. Cara sedikit repot: Sama kayak diatas, cuman pas mau charger, laptop standby/matiin/jangan dipakai, pas udah ijo/full copot charger. Hal ini untuk menghindari point 1 dan 2 diatas, dimana fungsi autoswitch diminimalkan, yang berimbas pada terhindarnya overcharge dan berkurangnya life cycle.

3. Cara repot. Matiin laptop, charge ampe ijo, lepas charger, lepas baterai lalu simpen di tas. Pake laptop via UPS biar aman. Pas lagi travel baru dipasang lagi tuh baterai. Cara ini ga bisa dipakai untuk laptop dengan tipe baterai yang built in (contoh: MACBOOK UNIBODY)


Tipsnya adalah : 

1. Jika memang harus memakai listrik luar, usahakan power managementnya di set untuk threshold switch ke eksternal power sourcenya cukup di 90% saja biar aman.

2. Usahakan untuk selalu memakai stabilizer/UPS jika ada, hal ini untuk menjaga jika ada kemungkinan terjadinya spike yang bisa merusak laptop anda (biasanya yang terkena pertama kali adalah adaptornya, sayang kan adaptor juga mahal).

3. Jangan memakai aksesoris berlebih yang menyumbat aliran udara laptop. Kalau anda pernah lihat laptop yang ditambahin tempelan + Cat+ lapisan pelindung dll.

Oks, cukup sekian saja, terimakasih dan semoga bermanfaat.

Alhamdulillah sangat mencerahkan, semoga baterai laptop saya yang ini awet, karena baterainya built-in di laptonya. 
Bismillah,, :)

Spesifikasi ASUS X201E

Alhamdulillah baru dapat hibah laptop baru, jenisnya Asus X201E, baru kali ini saya punya barang elektronik tanpa memilih sendiri, hehehe namanya saja hibah. Penasaran dengan spesifikasinya, keunggulan dan kelemahan, saya search di google dan ada beberapa web yang memuat, berikut saya copas disini yang menurut saya oke buat di copas :)

Sumber : buminotebook

Reinkarnasi Netbook
Dengan spesifikasi layaknya notebook, Asus X201E mengatasi keterbatasannetbook generasi pertama.
Di awal kehadirannya, netbook cukup menarik perhatian berkat ukuran fisiknya yang ringkas.
Kini dengan banyaknya perangkat gadgetyang memiliki fungsi layaknya sebuah laptop atau PC, popularitas netbook langsung menurun drastis. Apalagi ternyata kemampuan netbook yang dirancang untuk komputasi sederhana kurang memuaskan penggunanya.
Meskipun demikian, masih ada pengguna yang membutuhkan kepraktisan yang ditawarkannetbook dengan kinerja yang ditingkatkan. Atas dasar inilah hadir Asus X201E.  
Untuk mengatasi keterbatasan netbook, Asus X201E telah menggunakan prosesor yang lebih baru dan bertenaga dibanding Intel Atom. Menggunakan Intel Celeron 847 dual core dengan memori 2 GB DDR3, perangkat ini mampu menjalankan aktivitas komputasi harian sampai aktivitas multimedia. Saat kami uji, notebook ini bisa menjalankan file multimedia definisi tinggi dengan resolusi 720p dengan lancar. Sementara saat dipakai memutar film dengan resolusi 1080 Full-HD, perangkat ini menampilkan lag di beberapa bagian.  
Bentuk fisik perangkat ini dibuat mirip ultrabook dengan lapisan alumumium. Namun, meskipun ditujukan bagi kelas low-end, perangkat ini tetap terkesan elegan. Tipisnya netbook ini disebabkan  penggunaan komponen onboard sehingga tidak memakan banyak tempat, contohnya RAM serta baterai yang sudah tertanam. Imbasnya, Anda tidak bisa melakukanupgrade komponen tersebut. Jika baterai rusak, Anda tidak bisa menggantinya sendiri, tapi mesti datang langsung ke service center resmi Asus.  
Sebagai pendukung, digunakan layar berukuran 11,6 inci berteknologi LED backlight dengan resolusi 1366x768 pixel. Dan karena menggunakan chip grafis kelas low-end, perangkat ini kurang cocok untuk dipakai menjalankan aplikasi berbasis 3D atau game. Apalagi, perangkat ini belum mendukung DirectX 11.
****
Jika Anda mementingkan kepraktisan serta kenyamanan pakai netbook, Asus X201E bisa menjadi pilihan. Produk ini dilengkapi dengan komponen layaknya sebuah notebook namun dengan bentuk fisik yang lebih ramping. Perangkat ini cocok bagi yang membutuhkan perangkat kerja praktis yang mudah dibawa.