09 November 2012

Sabar

sabar itu,ilmu tingkat tinggi..
belajarnya tiap hari..
latihannya setiap saat..
ujiannya mendadak..

sekolahnya seumur hidup..
hadiahnya kebahagiaan dan kemuliaan dunia akherat..
 
-status fb mbak rini-

08 November 2012

Ibadah Sepenuh Hati

1. Wujud pengabdian kepada Allah
2. Sarana komunikasi dengan Allah
3. As-Syifa, pengobatan terhadap berbagai karakter yang tidak baik, berbagai permasalahan, stres, dan berbagai penyakit hati, sombong, iri dengki, riya'
4. Sarana memperbaiki akhlak menjadi lebih baik, orang yang baik dan benar ibadahnya, tercermin dari akhlaknya.

-MQ pagi, Ust. Miftah Farid-

07 November 2012

Kebahagiaan Lelaki, Kebahagiaan Wanita

Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ وَالْجَارُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيْءُ وَأَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاوَةِ الْجَارُ السُّوْءُ وَالْمَرْأَةُ السُّوْءُ وَالْمَسْكَنُ الضَّـيِّقُ وَالْمَرْكَبُ السُّوْءُ

“Empat perkara yang merupakan kebahagiaan(yaitu) istri yang shalihah, rumah yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang enak dinaiki, dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan adalah tetangga yang jelek, istri yang buruk akhlaknya, rumah yang sempit, dan kendaraan yang tidak enak dinaiki” [21]

Sesungguhnya wanita yang sholihah dialah yang akan menunaikan kewajiban-kewajibannya dengan sesempurna mungkin baik kewajiban yang berkaitan dengan suaminya, anak-anaknya, keluarga suaminya, dan juga tetangganya. Dialah yang akan berusaha sekuat mungkin karena keimanannya untuk menjadikan engkau ridho kepadanya, karena itulah cita-cita dan tujuan hidupnya.

Sumber : www.firanda.com

Robbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqina imama,
Semoga  kelak dapat menjadi istri shalihah, pendamping suami shalih, mendapatkan keturunan putra-putri shalih-shalihah,, berbahagia dengan rumah yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang baik pula. Meneladani bahagianya Sang Nabi dan Khadijah ra. Sakinah mawaddah warahmah, hingga syahid menggapai jannah. Aamiin.

-inspirasi MQ pagi-

Manusia Sempurna

Begitu Allah sayang kita,
Manusia yang diciptakan-Nya sebagai makhluk yang tersempurna,
Beragam nikmat karunia berlimpah terkadang tak disadarinya,
Tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya, itulah firman-Nya,

Selepas fajar menyingsing, masih dalam duduk simpuh selepas subuh,
Jamaah masjid yang semoga Allah mempertemukan mereka kelak di jannah-Nya,
Terduduk, terangguk membenarkan kalimat tausiyah sang ustadz,
Bahwa sejatinya, tanpa apapun dan dalam kondisi bagaimanapun di dunia ini, kita sudah selayaknya bersyukur.

Nikmatnya penglihatan,
nikmatnya pendengaran,
nikmatnya penciuman,
nikmatnya perasaan,
Semua adalah karunia-Nya.
 
Kedua mata yang sangat berharga, sangat sangat berharga.
Ditawarkan kepada semua, satu mata satu innova, semua memicing-menggeleng kepala
Sekali lagi,
Kedua mata itu betapa sangat berharga, sangat sangat berharga.
Lantas ditawarkan kepada semua, satu mata lagi baginya, semua membelalak-menggeleng kepala ternganga..

Pun dengan yang lainnya,
Hidung, telinga, mulutnya,,,,
Sudah pada jumlah dan posisi yang sempurna dari-Nya
Itu semua hanya di hadapan manusia, yang mengerti hitungan satu dan dua.
Maha Suci Allah Yang Telah Menciptakan makhlukNya dengan beragam kesempurnaan.
Hanya Dia-lah Yang Mengetahui sebenar-benar hakikat kesempurnaan
Mengapa ia begini, mengapa ia begitu,
Semua sempurna namun tak satupun sama. 

Maka, apapun bagaimanapun,
Manusia telah terlahir sempurna,
dengan segala kekurangan dan kelebihannya itulah, ia menjadi sempurna. 

Keyakinan adalah kunci kehidupan, dengan belajar dan mengambil pelajaran.
Belajar syukur agar bertambah ilmu dan kepahaman
Mengambil pelajaran agar senantiasa Allah limpahkan hikmah dari telaga kesabaran.

"Dengan segala kekurangan dan kelebihannya itulah, ia manusia menjadi sempurna"

Renungan kajian sabtu pagi di Masjid Nurul Islam Pandega
-terima kasih kepada guru kehidupan dari lahir hingga masa berakhir-

06 November 2012

Ikhlas Bagaikan Susu

Allah menggambarkan keikhlasan sejati bagaikan susu; terancam kotoran dan darah, tapi terupayakan. Ia murni, bergizi, mengandung tenaga inti. Ia mudah diasup, nyaman ditelan, lancar dicerna oleh peminum-peminumnya, menjadi daya untuk bertaat dan bertakwa (Q.s. an-Nahl [16] ayat 66). Maka menjadi penulis yang ikhlas sungguh payah dan tak mudah, ada goda kotoran dan darah, ada rayuan kekayaan dan kemasyhuran, ada jebakan riya’ dan sum’ah. (Salim A Fillah dalam Menulis dari Makna hingga Daya)

Disaksikan Langit dan Bumi

Sungguh rindu saat-saat riuhnya kata beterbangan di langit maya, berkejaran menanti dituliskan, datang dari arah kebaikan, bersumber kalimat langitan, begitu sakral begitu dalam begitu terasa sesuatu.

Dimanakah kening yang kau letakkan damai di tanah haribaan?
Dimanakah nada merdu nan membuncah qolbu?
Dimanakah rangkaian kata nasihat yang ditebarkan?
Dimanakah syahdu kerinduan ihsan?
Dimanakah kilatan cahaya iman?
Dimanakah tatapan tajam perjuangan?

Temukanlah wahai jiwa yang kering!
Bangkitlah!
Karena Allah dan Rasul-Nya menyaksikan.

-sahabat, semoga kita senantiasa dalam ukhuwah yang kuat, karena iman, apapun dimanapun sampai kapanpun-

Selama Proses Ta’aruf Berlangsung

By Ust. Fauzil Adhim
Sumber : www.hasanalbanna.com

Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anh mengatakan: “Pernikahan itu sangat sensitif dan tergantung kepada pribadi masing-masing untuk mendapatkan kemuliaannya.”
Menikah adalah kesucian. Sangat besar kemuliaan di dalamnya. Sangat tinggi kedudukannya dalam Islam, sehingga Al-Qur’an menyebutnya sebagai mitsaqan-ghaliza (perjanjian yang sangat berat). Hanya tiga kali kata ini disebut, dua untuk perjanjian tauhid. Maka, pernikahan yang diridhai Allah akan dipenuhi oleh doa malaikat yang menjadi saksi pernikahan.
Ketika akad nikah terjadi, halal apa-apa yang sebelumnya diharamkan. Apa yang sebelumnya merupakan maksiat dan bahkan dosa besar, sejak saat itu telah menjadi kemuliaan, kehormatan dan besar sekali pahala di sisi Allah. Pernikahan telah mengubah pintu-pintu dosa dan kekejian menjadi jalan kemuliaan dan kesempurnaan manusia dalam beragama. Allah menyempurnakan setengah agama ketika seseorang melakukan pernikahan.
Namun demikian, sebelum akad ada proses. Selama proses inilah setan berusaha memanfaatkan momentumnya untuk menggoda dan merusak, sehingga pernikahan bergeser jauh dari makna dan tujuannya.
Proses menuju akad nikah banyak memberi pengaruh terhadap hubungan antara suami dan istri kelak setelah menikah. Demikian juga, hubungan antara dua keluarga, yaitu keluarga istri dan keluarga suami, banyak dipengaruhi oleh proses dari peminangan hingga akad berlangsung. Persepsi dan penerimaan masing-masing anggota keluarga, banyak dipengaruhi oleh persoalan-persoalan qalbiyyah (hati, termasuk niat) ketika proses sedang berlangsung. Oleh karena itu, setelah peminangan, yang perlu kita jaga adalah segala hal yang dapat merusak makna dan tujuan pernikahan, yang mungkin muncul selama proses berlangsung. Sebagian proses berjalan dengan mudah dan sederhana. Sebagian harus menempuh proses yang pelik dan rumit. Sebagian berlangsung cepat dalam waktu singkat, sebagian harus menunggu dalam waktu yang cukup lama.
Proses pernikahan manakah yang terbaik? Yang terbaik adalah yang paling maslahat dan barakah, serta jauh dari mafsadah (kerusakan) dan bibit-bibit kekecewaan yang menjauhkan orang dari rasa syukur. Proses pernikahan yang mendatangkan maslahat dan barakah bisa jadi berlangsung dengan mudah, bisa pula berlangsung melalui jalan yang pelik. Allah Maha Tahu apa yang paling maslahat bagi Anda. Ketika hujan lebat sedang turun dan petir menggelegar sambutmenyambut, kalau Anda tidak berhati-hati, bisa tersambar oleh petir yang nyasar.
Kalau Anda menjaga diri, istiqamah, dan tawakal, insya-Allah Anda akan mendapati hujan sebagai pensucian bumi hati Anda. Sedang petir membawa muatan listrik yang menerangi.
Sesungguhnya, sepanjang yang saya ketahui, salah satu pandangan Islam tentang pernikahan adalah sederhana dalam proses dan sederhana dalam pelaksanaan. Anda harus memperhatikan keadaan hati Anda ketika akan melaksanakan. Sebab, di sinilah setan berusaha untuk menyimpangkan niat dan tujuan Anda. Islam menganjurkan kita untuk menyegerakan menikah, tetapi setan bisa mengambil bentuk yang mirip ketika kita tidak mau menunda-nunda tanpa alasan. Setan mengarahkan kita untuk bersikap tergesa-gesa. Khusus pembahasan mengenai menyegerakan dan tergesa-gesa, insya Allah akan kita bicarakan pada bab berikutnya, Antara Menyegerakan dan Tergesa-gesa.
Setan berusaha untuk merebut masa sebelum menikah, masa yang sangat rawan. Masa ini bisa menyesatkan manusia jika tidak berhati-hati. Dengan demikian boleh jadi ia mendapati pernikahannya kelak tidak sebagaimana harapannya, meskipun — barangkali– pasangan hidupnya sudah berperilaku yang sesuai dengan tuntunan Islam dan bahkan melakukan kebajikan-kebajikan dalam rumah tangga. Na’udzubillahi min dzalik. Semoga Allah menjauhkan kita dari hal-hal yang demikian. Ada dua hal yang perlu kita jaga sejak berangkat meminang (atau, sejak datangnya pinangan bagi seorang gadis) sampai dengan pelaksanaan akad-nikah.
Pertama, menyangkut persangkaan kita kepada Allah. Ini yang paling rawan. Kedua, persangkaan dan persepsi kita terhadap pernikahan dan calon pasangan hidup kita. Masalah kedua ini, banyak kaitannya dengan masalah pertama. Jika masalah yang pertama tidak baik, masalah yang kedua sangat mungkin untuk ikut tidak baik.
Persangkaan Kepada Allah
Orang yang tampak bersungguh-sungguh ketika berdoa, bisa jadi karena keyakinannya bahwa Allah itu dekat. Allah Maha Mendengar doa orang-orang yang berpengharapan kepada-Nya. Ia yakin bahwa Allah memperhatikan orang yang datang kepada-Nya untuk mengadukan keluh-kesahnya atau memohon pertolongan-Nya. Karena kemuliaan-Nya, maka adalah kelayakan bagi manusia untuk berdoa secara sungguh-sungguh sekaligus berhati-hati agar terjauh dari berdoa yang tidak  layak, sekalipun Allah Sangat Luas Pemberian-Nya.
Meskipun demikian, bisa jadi orang tampak sangat bersungguh-sungguh ketika berdoa, sampai wajahnya berkerut-kerut dan ekspresinya berubah, justru karena ketidakyakinannya. Ia mengkhusyuk-khusyukkan diri ketika berdoa, justru karena keyakinannya yang tipis bahwa Allah Maha Mengabulkan doa orang-orang yang berpengharapan kepada-Nya. Ia menyangatkan diri ketika memohon kepada Allah karena khawatir keinginannya tidak tercapai, padahal ia tahu Allah Maha Besar Kekuasaan-Nya.
Sungguh, sangat jauh perbedaan antara kesungguhan doa orang yang yakin dan kesungguhan orang yang berdoa justru karena kurang yakin terhadap kemurahan Allah. Orang yang sangat besar keyakinannya kepada Allah ketika berdoa bisa jadi sampai menangis, mengingat-ingat besarnya karunia Allah dan kecilnya amanah yang sudah ia tunaikan. Orang yang berdoa karena kurngnya keyakinan, juga bisa menangis. Tetapi jauh sekali perbedaannya. Dan berbeda sekali persangkaannya kepada Allah. Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam sebuah hadis Qudsi:
“Aku menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kita seringkali tidak bisa membedakan, apakah kita melakukan sesuatu karena persangkaan kita yang baik kepada Allah ataukah karena persangkaan kita yang kurang tepat kepada Allah Azza wa Jalla. Kita sering tidak bisa membedakan, kecuali setelah mengambil jarak dari masalah itu dengan pertolongan Allah. Dan datangnya pertolongan Allah, adakalanya sesuai dengan persangkaan kita mengenai pertolongan, bisa pula sebaliknya, justru nampak berkebalikan dengan apa yang kita anggap sebagai cara menolong. Sungguh, rugi orang yang menyangka pertolongan Allah sebagai pengabaian-Nya. Semoga kita terhindar dari prasangka yang tidak diridhai-Nya.
Pernikahan adalah salah satu amanah Allah bagi manusia yang beriman kepada-Nya. Pernikahan adalah ketundukan kita kepada-Nya, sekalipun Allah memberi tempat kepada perasaan-perasaan manusiawi. Justru, Allah-lah yang memberikan perasaan-perasaan dan dorongan itu kepada manusia. Sementara itu, setan berusaha untuk memanfaatkan momentum menjelang nikah, selama proses menuju pernikahan, justru untuk mengangkuhkan diri seolah Allah tidak memperhatikan. Padahal tidak ada yang bisa disembunyikan dari pengetahuan dan “penglihatan” Allah.
Pernikahan adalah amanah Allah. Dan Allah tidak pernah zalim kepada makhluk-Nya. Tidak pernah Allah memberikan amanah kepada manusia, kecuali Ia akan memberikan sarana untuk memenuhi amanah. Allah tidak pernah zalim. Maha Suci Allah dari kezaliman.
Setiap amanah telah dicukupi dengan sarana yang dengan itu orang bisa melaksanakan amanah-Nya, dalam hal ini melaksanakan pernikahan. Walaupun demikian, manusia sering melakukan kezaliman kepada dirinya sendiri maupun kepada Allah dengan prasangka-prasangka buruk kepada-Nya. Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya yang luas ampunan dan kasih sayang-Nya.
Astaghfirullahal’adzim. Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minazhzhalimin.
Masya Allah. Manusia seringkali tergesa-gesa dan penuh keluh-kesah karena dangkalnya ilmu dan pendeknya jangkauan akalnya terhadap rahmat Allah. Ketika membutuhkan gerimis untuk mendinginkan bumi hatinya, ia mengeluh dan kadang bahkan cepat memberikan penilaian yang salah ketika Allah mengirimkan mendung.
Padahal, mendung yang tebal itu membawa muatan air yang melimpah, lebih dari sekedar yang ia butuhkan. Ketika ia tidak melihat mendung, dan hanya merasakan teriknya matahari, ia lupa bahwa matahari pun adalah rahmat. Berkait dengan keinginannya, matahari mempercepat penguapan air laut menjadi awan yang selanjutnya akan menjadi hujan. Tetapi manusia sangat pendek jangkauan akalnya, tergesa-gesa dan mudah mengeluh.
Semoga Allah mengampuni kezaliman kita dan menggantikan dengan hati yang bersyukur.
Masalah-masalah berkenaan dengan prasangka yang kurang baik terhadap Allah, tidak hanya ketika berhadapan dengan apa yang oleh anggapan lahiriah sebagai kesulitan. Keadaan-keadaan yang dirasa mudah, juga perlu dijaga agar kemudahan yang diberikan oleh Allah tidak menjatuhkan kita ke dalam keadaan “mengabaikan” rahmat Allah. Seolah-olah, kitalah yang menyebabkan kemudahan. Manusia memang rawan terhadap sikap takabur, menyombongkan diri di hadapan orang lain dan di hadapan dirinya sendiri.
Mudah-mudahan kita bisa menjaga persoalan-persoalan qalbiyyah selama proses menuju pernikahan berlangsung. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan kita dari urusan hati yang menjerumuskan. Semoga Allah mensucikan niat kita dalam melangkah ke jenjang pernikahan. Saya sangat mengharap kepada Allah niat terbaik saat melangsungkan akad-nikah. Mudah-mudahan Allah menjadikan pernikahan kita barakah dan diridhai Allah hingga kelak kita menghadap-Nya di yaumil-akhir.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniai kita keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah.
Inilah yang kita perlu jaga. Kita perlu menata hati ketika menjalani urusan-urusan selama proses berlangsung, termasuk ketika nanti mengadakan walimah. Mudah-mudahan kebersahajaannya maupun kemeriahannya, kita laksanakan di atas niat serta jalan yang diridhai Allah. Semoga barakah dunia akhirat. Allahumma amin. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan.

Pengertian dan Konsekuensi Rumah Tangga Islami

By Ust.Cahyadi Takariawan

Akhir-akhir ini kian banyak buku yang membicarakan rumah tangga islami. Seminar dan diskusi tentang hal ini di berbagai kota pun tak pernah sepi dari peserta. Alhamdulilah, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan kebutuhan membentuk rumah tangga islami itu semakin luas di tengah masyarakat.
Di sisi lain, kita melihat kenyataan masyarakat, betapa banyak keluarga muslim tidak menampakkan kehidupan yang islami. Berbagai sarana kemaksiatan dibiarkan bebas digunakan tanpa kendali. Berbagai perhiasan mubazir dipajang sebagai pelengkap keindahan rumah. Lebih parah lagi, masing-masing anggota keluarga tidak menetapi adab islami, lantaran ketidaktahuan atau lebih tepatnya ketidakmautahuan dengan hal itu.
Wajar jika kemudian timbul pertanyaan kritis, “Apa sebenarnya yang dimaksud dengan rumah tangga islami itu? Bagaimana indikasinya? Apakah tolak ukurnya? Apakah rumah tangga yang disebut islami itu hanya apabila di dalamnya bersemayam anggota keluarga yang semua beragama Islam? Apakah lantaran rumahnya berhiaskan stiker dan gambar-gambar yang bernuansa Islam? Atau karena sang suami berkopiah dan istrinya berkerudung?”
Pengertian Rumah Tangga Islami
Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-14, yang dimaksud dengan “rumah” adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia. Kata ini melingkup segala bentuk tempat tinggal manusia dari istana sampai pondok yang paling sederhana. Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya.
Secara bahasa, kata rumah (al bait) dalam Al Qamus Al Muhith bermakna kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna menikahkan, atau bermakna orang yang mulia. Dari makna bahasa tersebut, rumah memiliki konotasi tempat kemuliaan, sebuah istana, adanya suasana kekeluargaan, kasur untuk tidur, dan aktivitas pernikahan. Sehingga rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bermakna penghuni dan suasana.
Rumah tangga islami bukan sekedar berdiri di atas kenyataan kemusliman seluruh anggota keluarga. Bukan juga karena seringnya terdengar lantunan ayat-ayat Al Qur’an dari rumah itu, bukan pula sekedar karena anak-anaknya disekolahkan ke masjid waktu sore hari.
Rumah tangga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab islami, baik yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga islami adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah.
Rumah tangga islami adalah rumah tangga teladan yang menjadi teladan yang menjadi panutan dan dambaan umat. Mereka betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan ruhani. Mereka berkhimat kepada Allah Swt. Dalam suka maupun duka, dalam keadaan senggang maupun sempit.
Rumah tangga islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat sakinah, mawadah, dan rahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang). Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana “surga” di dalamnya. Baiti jannati, demikian slogan mereka sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. Subhanalah!
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar Ruum: 21)
Hal itu terjadi karena Islam telah mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berskala individu maupun kelompok, hubungan antarindividu, antarkelompok masyarakat, bahkan antarnegara. Demikian pula, dalam keluarga terdapat peraturan-peraturan, baik yang rinci maupun global, yang mengatur hubungan individu maupun keseluruhannya sebagai satu kesatuan.
Inilah ciri khas rumah tangga islami. Mereka berserikat dalam rumah tangga itu untuk berkhidmat pada aturan Allah swt. Mereka bergaul dan bekerja sama di dalamnya untuk saling menguatkan dalam beribadah kepada-Nya.
Konsekuensi- konsekuensi Rumah Tangga Islami
Dari pengertian di atas, rumah tangga islami ternyata memiliki banyak konsekuensi. Paling tidak, ada sepuluh konsekuensi dasar yang menjadi landasan bagi tegaknya rumah tangga islami, yakni
1. Didirikan di atas landasan ibadah
Rumah tangga islami harus didirIkan dalam rangka beribadah kepada Allah semata. Artinya, sejak proses memilih jodoh, landasannya haruslah benar. Memilih pasangan hidup haruslah karena kebaikan agamanya, bukan sekedar karena kecantikan, harta, maupun keturunannya.
Prosesi pernikahannya pun sejak akad nikah hingga walimah tetap dalam rangka ibadah, dan jauh dari kemaksiatan. Sampai akhirnya, mereka menempuh bahtera kehidupan dalam suasana ta’abudiyah (peribadahan) yang jauh dari dominasi hawa nafsu. ”Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Adz Dzariyat: 56)
Ketundukan sejak langkah-langkah awal mendirikan rumah tangga setidaknya menjadi pemacu untuk tetap tunduk dalam langkah-langkah selanjutnya. Kelak, jika terjadi permasalahan dalam rumah tangga, mereka akan mudah menyelesaikan, karena semua telah tunduk kepada peraturan Allah dan Rasul-Nya
2. Terjadi internalisasi nilai-nilai islam secara kaffah
Internalisasi nilai-nilai Islam secara kaffah (menyeluruh) harus terjadi dalam diri setiap anggota keluarga, sehingga mereka senantiasa komit terhadap adab-adab islami. Di sinilah peran keluarga sebagai benteng terkuat dan filter terbaik di era globalisasi yang mau tak mau harus dihadapi kaum muslimin.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (Al Baqarah: 208)
Untuk itu, rumah tangga islami dituntut untuk menyediakan sarana-sarana tarbiyah islamiyah yang memadai, agar proses belajar, menyerap nilai dan ilmu, sampai akhirnya aplikasi dalam kehidupan sehari-sehari bisa diwujudkan. Internalisasi nilai-nilai Islam ini harus berjalan secara terus-menerus, bertahap dan berkesinambungan. Tanpa hal ini, adab-adab Islam tak akan ditegakkan.
3. Terdapat qudwah yang nyata
Diperlukan qudwah (keteladanan) yang nyata dari sekumpulan adab Islam yang hendak diterapkan. Orang tua memiliki posisi dan peran yang sangat penting dalam hal ini. Sebelum memerintahkan kebaikan atau melarang kemungkaran kepada anggota keluarga yang lain, pertama kali orang tua memberikan keteladanan.
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tiada kalian kerjakan.” (Ash-Shaff: 3-4)
Keteladanan semacam ini amat diperlukan, sebab proses interaksi anak-anak dengan orang tuanya dalam keluarga amat dekat. Anak-anak akan langsung mengetahui kondisi ideal yang diharapkan. Di sisi lain, pada saat anak-anak masih belum dewasa, proses penyerapan nilai lebih tertekankan pada apa yang mereka lihat dan dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tak banyak manfaatnya orang tua menyuruh anak-anak rajin menegakkan sholat tepat waktunya, sementara ia sendiri selalu asyik melihat acara televisi saat adzan maghrib atau isya’.
4. Penempatan posisi masing-masing anggota keluarga harus sesuai dengan syari’at
Islam telah memberikan hak dan kewajiban bagi masing-masing anggota keluarga secara tepat dan manusiawi. Apabila hal ini ditepati, akan mengantarkan mereka pada kebaikan dunia dan akhirat.
”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikarunikan Allah kepada sebagian kamu, lebih banyak dari yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah Allah sebagian dari karunia-Nya.” (An Nisa’:32)
Masih banyak keluarga muslim yang belum bisa berbuat sesuai dengan tuntutan Islam. Betapa sering kita dengar keluhan keguncangan di sebuah rumah tangga muslim bermula dari tak terpenuhinya hak dan kewajiban masing-masing. Suami hanya menuntut haknya dari istri dan anak-anak tanpa mau memenuhi kewajibannya. Demikian juga dengan istri. Maka bisa diduga, yang terjadi kemudian adalah ketidakharmonisan suasana.
Masih banyak pula kita dengar kasus penyimpangan seksual yang dilakukan orang tua maupun remaja. Sumber bencana itu banyak yang berawal dari ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Fungsi-fungsi tidak berjalan dengan normal, karena katub-katub curahan perasaan yang tersumbat, dan akhirnya meledak dalam bentuk penyimpangan-penyimpangan.
5. Terbiasa tolong-menolong dalam menegakkan adab-adab Islam
Berkhidmat dalam kebaikan tidaklah mudah, amat banyak gangguan dan godaannya. Jika semua anggota keluarga telah bisa menempatkan diri secara tepat, maka ta’awun (tolong-menolong) dalam kebaikan ini akan lebih mungkin terjadi.
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Al Maidah: 2)
Bisa dibayangkan, betapa sulitnya membentuk suasana islami apabila suasana kerjasama ini tak terwujud. Salah seorang memiliki kesenangan menonton televisi, hingga semua acara dilihatnya. Seorang lagi hobi main musik di rumah. Yang lain lagi lebih banyak keluyuran dan begadang hingga larut malam. Tak ada suasana tausiyah (saling menasehati) di antara mereka. Lalu bagaimana mereka bisa merasa sebagai sebuah keluarga muslim?
6. Rumah harus kondusif bagi terlaksananya peraturan Islam
Rumah tangga islami adalah rumah yang secara fisik kondusif bagi terlaksananya peraturan Islam. Adab-adab islam dalam kehidupan rumah tangga akan sulit diaplikasikan jika struktur bangunan rumah yang dimiliki tiada mendukung. Di sisi inilah pembahasan tentang rumah tangga islami banyak dilupakan.
Dalam budaya masyarakat daerah tertentu lantaran permasalahan ekonomi, rumah mereka hanyalah bangunan segi empat tanpa sekat ruang di dalamnya. Ruang tidur tak bersekat dengan ruang tamu, dapur, bahkan di desa-desa terpencil dengan kandang sapi. Tempat tidur mereka hanya berupa ranjang bambu yang panjang dan luas. Mereka sekeluarga tidur berjajar di atasnya. Tidak ada tempat tidur khusus bagi kedua orang tua yang terpisah dari anak-anak dan ruang tamu. Tidak ada ruang khusus bagi anak-anak perempuan yang terpisah dengan anak-anak laki-laki. Berbagai penyakit ruhani akan mudah didapatkan dalam kondisi semacam itu.
Kenyataan lain dalam masyarakat modern sekarang, problem perumahan merupakan suatu hal yang mendesak bagi tiap keluarga. Selain harga tanah yang terus-menerus bertambah tinggi dari waktu ke waktu, juga kemampuan ekonomi bagi kalangan menengah ke bawah yang makin tak bisa menjangkau harga perumahan yang bisa dianggap layak huni. Akibatnya, berbagai kompleks perumahan sederhana, rumah susun bahkan rumah sangat sederhana, dibangun untuk membantu mengatasi probelm itu. Ruang-ruang yang amat terbatas dan sempit serta jarak antarrumah yang hanya berbatas satu tembok merupakan pemandangan yang sudah dianggap biasa. Berbagai penyakit sosial merupakan ancaman serius dalam kompleks perumahan semacam itu.
 

02 November 2012

Maaf, Saya Sibuk!

Sibuk, menyapu serpihan debu malas,
mengelap beribu peluh keluhan,
mencuci noda nafsu membandel,

merangkaikan vas bunga hati,
merapikan tumpukan kalimat hafalan,
meluruskan satu set niat kehidupan,

menutup lubang kebocoran atas riya',
mengencangkan sekrup mur komitmen,
melumuri oli engsel perilaku nan kian berderit,

mengecat dinding asa kembali warna warni,
mengurutkan tatanan prioritas berhamburan,
mengepel tapak perjalanan tak tentu tujuan,

mengisi baterai alarm bahaya dosa,
mengganti air keruh di aqurium prasangka,
membuka jendela hilangkan pengap orientasi,

Bagaimana selanjutnya? Benar-benar saya sibuk,
Akan terus sibuk hingga akhir kehidupan.
Ingatkan jika ada lena terhinggap..
Mohon maaf dan sekian.

-muhasabah malam-

Kisahnya Beautiful Tesis

"Apaa?? Masih belum lulus juga? kalian ini pada kenapa si? Masalahnya dimana to?"
Begitu kata mbak murobiyah kami terdahulu ketika bertemu dengan salah satu diantara kami bertiga, secara kami angkatan 2009, udah musim mangga berapa kali ha? hiks hiks,,,melewati wisuda demi wisuda teman-teman kami dengan ikut berbahagia namun wajah tertunduk lesu, menatap GSP dari kaca jendela lantai 3 perpustakaan pasca,, so so so mellow,,,,

Yaa,,beginilah jadinya kalo selalu ada kata nanti nanti nanti, menggalau pada akhirnya,,,
Semoga segera selesai urusan yang satu ini, supaya segera mengurus yang lain-lainnya,,,,
Masa depan masih panjang, list impian menanti direalisasikan,,,
Banyak yang terbengkelaikan karena masalah satu ini,, Browniesku,,drainbowku,,salimahku,,tahfidzku,,,tda,, ooh semuanya menanti, termasuk yang satu itu.Sabar ya,,

Jadi judulnya kali ini adalah "Ini Duluuu Baaaru Ituuu" hehehehe,,, Gud Lak ya sahabat! ^^d

4 Karakter Manusia (Plegmatis, Melankolis, Sanguinis, Koleris)

Nah, ini dia nih yang ditunggu-tunggu, tentang karakter manusia, gak tau siapa yang awalnya nentuin 4 karakter ini, yang jelas berguna banget buat mengetahui karakter orang terutama diri kita sendiri punya kecenderungan yang mana? Sebenernya kalau kita baca semua sifat-sifatnya semua orang pasti memiliki sifat-sifat tersebut entah melankolis, plegmatis, koleris or sanguinis, nah yang membedakan adalah sifat mana sih yang paling dominan atau paling sering muncul ada pada diri kita? Yuk sahabat, mari kita lihat,,,, :) dari sumber berikut:

Sumber :www.ferizkurniawan.com

- Melankolis, si Sempurna -
Melankolis si Sempurnaaaaa. ada 4 sifat manusia selain melankolis, korelis, sanguis dan plegmatis nanti satu persatu akan dibahas deh. melankolis duluan, sesuai sifat saya :malu:.
Melankolis, kalau nemu temen orangnya pemikir, sensitip, romantis, teratur (kalau saiya sih ancur :ngakak), bisa dipastikan 99.99 persen dia tipe orang melankolis. si melankolis mempunyai rasa empati yang tinggi, tak jarang kalau ada temen yang ada masalah dialah orang pertama yang merasakanya bahkan menjadi pendengar yang baik. selain berempati, melankolis juga romantis banget, jagi bikin puisi kayak saiya :malu:.
si melankolis ternyata punya bakat perfeksionis harus sempurnaaa. saya juga kadang kalau ada yang kurang misalkan dalam tulisan ini bakalan mengeditnya hingga ratusan kali (lebay, maklum lah melankolis). dia juga tipe pemikir (entah kenapa agak beda dengan saya, kalau saya kadang bertindak baru berfikir), orang bertipe ini cenderung mempunyai rasa seni yang tinggi, suka akan gambar, grafik dll, cukup berbakat menjadi seorang seniman entah musik atau pelukis, tapi yang jelas lukisan saia jelek.
Mereka juga kadang suka sekali namanya berkorban, bahkan mengorbankan diri mereka sendiri demi orang lain, tidak suka menonjolkan diri a.k.a low profile lebih memilih bekerja dibalik layar, keknya nggak mau terkenal.
ok, sudah cukup membanggakan diri sebagai melankolis. sekarang kita bahas sisi jeleknya, hehehehe. tipe melankolis orangnya super sensitif, bahkan anda tiup rasanya kayak ditabok hehehehe. mereka suka yang namanya menyendiri, kadang juga terjebak dimasalalu dengan ratusan kisah sedih sambil meratapi nasip dan suka membesar besarkan masalah, mengapaaaaaaaa aku beginiii.
melankolis umumnya tertutup, kalau ada masalah biasanya diumpetin, kalaupun dibagi, pastilah dibagi dengan orang yang paling diapercaya entah keluarga ataupun teman (so guys, kalau anda dicurhati sama melankolis dijaga baik baik kepercayaanya). mereka juga kadang suka meremehkan diri mereka sendiri, padahal apa yang dikerjakanya mungkin lebih bagus dengan orang lain, istilahnya rumput tetangga lebih hijau dan juga takut kegagalan pikoke pikiranya negatip mulu nggak ada motivasi. idealis, kalau dirasa sesuatu tidak sesuai kehendaknya mereka kadang suka ngedumel.

MELANKOLIS:
KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain
KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan

-Plegmatis, si Pencinta Damai-

Sekarang kita bahas si cinta damai dulu deh… agak sulit sih menjelaskan sifat yang bukan sifat sendiri, gpp lah nggak ada salahnya dicoba. kaum plegmatis umumnya menghindari konflik a.k.a netral, bagi mereka Perdamaian itu nomer 1, perdamaian perdamaian, perdamaian peeerdamaian..
Mereka juga baik hati, pribadinya tenang rendah hati dan juga penyabar, terlihat kalem. kalau digabung sama sifat diatas, keknya kerjaan yang cocok jadi diplomat aja deh. banyak dari tipe Plegmatis mempunyai daya humor yang tinggi, menyenangkan untuk diajak gaul.
Nah, kalau tadi dalam si melankolis cenderung memilih sendiri, si plegmatis mereka tipe pendegar, jadi kalau misalkan ada orang yang berbicara anda memperhatikan seorang teman asik mendengarkan dialah si plegmatis. so, mau curhat, pilihlah orang dengan sifat plegmatis .
ok, sekarang buruknya neh, orang plegmatis orang simple, nggak mau melibatkan diri dalam konflik bahkan konflik di dirinya sendiri alias pengen mudahnya kalau ada yang mudah ngapain dipersulit?, kalau disuruh mengambil keputusan sering kali ditunda tunda, jadi punya temen plegmatis keknya harus dicambukin biar jalan, apalagi sifat nggak bersemangat dan malesnya yang nggak ketulungan, heheheh.
selain males, suka menunda nunda dan ambil enaknya ternyata mereka juga kikir, sedikit egois dan penakut.
 
PLEGMATIS:
KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai
KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
 
-Sanguin, si Superstar-

Kita bahas si superstar nih, orang dengan tipe sanguis terkenal dengan banyak omongnya, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta mengusasai pembicaraan. sanguis memiliki hasrat untuk bersenang senang yang tinggi, mereka suka akan ketenaran, perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari orang lain.
tipe sanguis juga memiliki rasa optimistis yang tinggi, humoris dan mudah bergaul, emosi mereka juga seperti Plegmatis yaitu cepat berubah, sesaat mereka bisa terlihat bahagia namun beberapa saat kemudian menangis bombay. mereka juga senang mengutarakan joke sehingga membuat orang orang disekitarnya senang.
negatifnya, orang tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit berkonsentrasi dan tidak teratur. mereka dapat stres jika terjebak dalam situasi yang mana hidupnya terasa tidak menyenangkan karna orang sanguis takut untuk tidak populer. so, jadi kalau misalkan dalam sebuah kelompok ada orang yang banyak omong, dialah si Superstar.
SANGUINIS:
KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan
KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”
 
-Koleris, si Kuat-

masuk ke bagian terakhir nih, kita bahas si kuat, orang tipe ini biasanya suka mengatur dan memerintah orang, dia nggak mau ada orang berdiam diri saja sementara dia sibuk kerja/beraktivitas. orang korelis suka akan tantangan, sang suka berpetualang, mereka juga tegas. tak heran banyak dari usahanya yang sukses karna memang sifatnya yang juga pantang menyerah dan juga mengalah.
sisi negatifnya, mereka orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat karna memang sifat keproduktivitasnya yang tinggi. mereka juga gampang sekali marah, dan suka berprilaku kasar. jadi kalau nemu temen kerjanya uring uringan, suka berkata kasar dan gampang marah, dialah Koleris.
mereka juga suka akan kontoversi dan pertengkaran, bertolak belakang dengan dengan plegmatis yang cinta damai. sifat mereka juga kurang bersimpatin dengan sesama suka memanipulasi orang lain dan memperalat orang lain dan juga kalau salah, susah banget meminta maaf.
Orang koleris sedikit mirip dengan sanguis mereka gampang bergaul dan optimistis. mereka juga bisa berkomunikasi dengn baik dan terbuka dengan orang lain, hmm tipe orang seperti ini cocok sebagai pemimpin
dari keempat sifat manusia diatas, dapat kita menarik kesimpulan bahwa:
KOLERIS
KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat
KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

Naaah,,,, udah nemu karakter mana yang paling dominan sahabat? Kalau saya rupanya punya kecenderungan kayak penulisnya nih, punya sifat melankolis..langsung ngena banget di point pertama "penuh pikiran" alias kebanyakan mikir,, dan kadang emang perasaan menyukai seni itu keluar,, pokoknya ekspresi banget deh ^^.

Okay deh sahabat,,,semoga bermanfaat yaa,, c u :)

01 November 2012

Puisi Semalam

Begitu syahdunya rintik hujan.
Ekspresi, engkau masih disini,,,
Hadir dalam diam, dalam kesendirian.

Maka putaran bumi pun terasa semakin cepat,
Mengejarku tertatih dengan segala keterbatasan,
Raga dan batin ini tak terbendung,
Merasai beban dipundak maya yang dikuat-kuatkan
Melebarkan kelopak mata yang menanti dikatupkan
Menegakkan badan yang rindu direbahkan

Hanya satu sumber kekuatan, keyakinan akan pertolongan-Nya,
Bagi sesiapa saja yang setia pada ikhtiar mulia,
Allahumma,,, betapa Engkau sayang hamba,,
Nikmat yang Engkau sajikan nan berbeda,
Sungguh keagungan-Mu Yang Maha Mulia
Semuanya berasa surga,
Syahid di jalan-Mu, cita-cita hamba.

Adab-adab Penghafal Al Quran

Kajian Rumah Al Quran 31 okt 2012
Oleh Ust.Sholihun

Adab penghafal al quran adl etika dan perilaku yg shrsnya dilakukan oleh penghafal quran,bertjuan agr nilai al quran melekat kuat dan memiliki atsar (pengaruh) thd penghafal quran. Adab2 tsb:
1. Keutamaan menghafal al quran
2. Menghormati ahli qur'an
3. Etika belajar al qur'an (talaqqi/musyafahah)
- Ikhlas krn Allah, sbg amal ta'abudy, bkn tuntutan siapapun
- memilih guru yg memiliki akhlak2 terpuji, wara' dan mjg perilakunya dari perbuatan yg tdk pantas (aspek akhlak, makanan, aspek keseharian)
- Berakhlak dg akhlak mulia, bergaul hny dg org2 yg baik spy tdk terpengaruh keburukan akhlak seseorg jk qt mudah terpengaruh - selalu membersihkan hati dari sgl noda dan maksiat, krn Allah tdk akn menempatkn Al Qur'an d hati yg kotor
- Teman yg shalih, yg sll mengingatkn
- Memuliakan Al Quran :
@sll mjg kesucian diri
@menempatkn al quran pd t4 yg pantas
@mjd adab2 tarbawi
@khusyuk dan sll mjg keyakinan thd janji Allah
@tdk menyibukan diri dg urusan2 duniawi yg menuju pd fitnah hati shg mengganggu wazifah dlm murojaah dan mjd hafalannya.
@mjg hal2 yg halal dan tdk berlebih2an thd makanan dan minuman dan hal2 mubah lainnya (wara')
- Berkhidmah kpd Al Quran
@menyebarkan ajarannya
@mjg syariatnya
@membela dan melindungi dari penghinaan yg dilakukan oleh org yg tdk beriman
@tdk merendahkan diri di hadapan para penguasa yg menistakan al quran
=boleh menerima upah atau hadiah yg diberikan penguasa sekiranya tdk membawa fitnah
=sbgn ulama melarang menerima upah atau hadiah dr penguasa
4. Tatacara menjaga hafalan
- Meluangkan wkt khusus untk murojaah, min 1 hari 1 juz
- Mjdkannya sbg wazifah pokok
- Membatasi juz atau surat dlm murojaah
- Tasmi' bersama dg yg lainnya
- Diperdgrkn kembali kpd para guru al quran (tashih ulang
- Mengqodho' jk terhalang dlm muroja'ah

-Maaf tulisannya blm s4 dirapikan-